الخميس، 10 يناير 2013

Kesenian dan Kebudayaan Sebagai Perekat Bangsa


Globalisasi dengan segala perkembangan positif di dalamnya memang memberi ruang yang demikian besar bagi tersebarnya budaya sebuah bangsa di tingkat dunia. Hal tersebut disampaikan Rektor UII, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, MEc., dalam sambutanya pada pembukaan Pekan Ekspo Budaya Nasional (POSEUDON) 2009, Selasa (19/5), di Auditorium Kahar Mudzakir, Kampus terpadu Universitas Islam Indonesia.
Image
“Globalisasi di sisi yang lain juga beresiko membawa pengaruh negatif dalam bentuk makin tergerusnya budaya seluruh bangsa sebagai akibat ketidaksiapan menghadapi arus budaya yang masuk melalui jalur globalisasi itu sendiri” ungkap Edy Suandi.
Keanekaragaman kebudayaan dan kesenian menjadi simbol kekayaan dan kemajemukan sebuah bangsa. Memperkenalkan, menanamkan, melestarikan, mempromosikan dan memperteguh identitas nasional, merupakan tugas utama generasi muda saat ini dan yang akan dating. Untuk itulah Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) menyelenggarakan POSEUDON 2009 ini.
Kegiatan yang baru pertama kali diadakan ini, dibuka langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam sambutanya, JK mengungkapkan, kita harus menghargai, mengormati asas-asas yang telah disepakati bersama. Seperti halnya semboyan Bhineka Tunggak Ika, Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu. “Dengan perbedaan tersebut, membuat kita bersatu dan bias membesarkan nama bangsa” jelas JK.
Image
Ekspo seni dan budaya ini menampilkan berbagai hasil kerajinan maupun hasil karya seni dan perangkat kebudayan dari 33 Propinsi di Indonesia. Selain itu, juga diisi dengan beraneka ragam hiburan, seperti atraksi seni, vocal group etnis, dan tari-tarian etnis.
Dalam sambutannya, Heni Wijayanti, selaku Ketua LEM UII, mengatakan, generasi muda sekarang ini terlihat sedikit lalai terhadap budaya sendiri. Sehingga mengakibatkan keterasingan kehidupan di Negara sendiri. “ Semua orang sibuk membenahi kehidupan politik dan ekonomi, tapi mereka lupa akan pelestarian budaya tanah air” jelas Heni.
Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda lebih mengenal budaya dan kesenian tanah air, pemahaman multicultural dikalangan generasi, timbul minat dan tetertarikan generasi muda terhadap budaya tanah air, sehingga muncul kesadaran untuk melestarikan budaya Indonesia.
Sementara itu, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengungkapkan, masa penjajahan telah dengan sistematik menghilangkan ingatan kolektif masyarakat Indonesia aka nasal-usul peradaban bangsa ini. Dengan sengaja kita dibuat terpecah belah agar tidak bias bersatu sebagai sebuah bangsa. “Sejak saat itulah kita sebagai bangsa kehilangan jati diri dan karakter asli yang pernah menjadi perekat bangsa” ungkap Raja Kasultanan Ngayogyakarta.
Kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat dan pemerintah Indonesia ini, merupakan inisiasi, kreativitas dan wujud kontribusi para mahasiswa UII dalam menjaga, melestarikan, menumbuhkembangkan, serta mentrasformasikan budaya bangsa agar tetap eksis demi terpeliharanya jati diri bangsa. Tanpa budaya yang hidup dan berkembanga, sebuah bangsa telah kehilangan ruh dan nilai-nilai luhur yang berarti pula hilangnya jati diri.
Terselenggaranya Ekspo  Seni dan Budaya ini, Sri Sultan menyambut baik, karena bisa sekaligus menjadi tempat pengapresisasi budaya Indonesia. Alangkah besarnya manfaatnya jika kualitas budaya dianyam menjadi serat-serat yang bisa memperkuat. Dengan itu, kita akan hidup rukun pada kepekaan akan adat kewajiban individual social yang lebih tinggi.
“Dengan adat, kita bisa melaksanakan perencanaan pembangunan dengan sedikit mungkin distorsi saling kecurigaan dan kesalah pengertian” ungkapnya terkait adat dan pemerintahan bangsa.
Bagi Sultan, kebudayaan Indonesia haruslah bak pohon yang kokoh dan tegak, rimbun serta berbuah lebat. Sebagai bangsa yang maju dan beradab, Indonesia juga harus mampu memakmurkan, memajukan dan memberi rasa keadilan bagi seluruh rakyat dari generasi ke generasi. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, semoga menimbulkan inspirasi bagi Kepala Pemerintahan untuk menjadikan kesejahteraan rakyat yang berbudaya bisa terwujud lebih cepat dan lebih baik.
Setelah prosesi pembukaan yang dilakukan Wapres secara simbolis, kegiatan dilanjutkan dengan pagelaran seni dan budaya, yang dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah serta budayawan Indonesia.

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق